


Kolang-kaling, hampir tidak pernah absen setiap Ramadan datang. Hampir bisa dipastikan, bahan yang biasa menjadi pelengkap minuman ini selalu tersaji di meja makan. Di Kelurahan Jatirejo Kecamatan Gunungpati, sedikitnya ada sekitar 20 pengusaha kolang-kaling yang masih aktif berproduksi. Kolang-kaling yang mereka buat, selain dibeli pembeli yang datang langsung, juga dijual ke pasar-pasar. Dulu dijual di Pasar Johar dan Pasar Bulu. Tapi setelah Pasar Bulu diubah dan Johar dipindah, jadi agak sepi. Sekarang jualnya Rp 800 ribu setiap kuintal, ujar Muslimin, salah satu pengusaha kolang-kaling di desa ini. Memang beda. Kalau Ramadan seperti ini permintaannya sangat banyak. Sehingga cepat habis, imbuhnya. Ia mengaku sudah sejak tahun 80-an menekuni usaha ini. Buah aren yang menjadi bahan utama, ia datangkan langsung dari daerah Purwokerto. Satu truk yang masih dalam bentuk buah harganya sekitar Rp 10 juta. Nanti kemudian direbus sendiri dan digepengkan sendiri, ujar pria yang memperkerjakan 4 tetangganya dalam usaha kolang-kaling ini. Dwi Sayekti Kadarini, atau akrab disapa Nini, sekretaris kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Jatilanggeng desa setempat menjelaskan, pembuatan kolang-kaling di desa ini memang sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Dulunya, banyak warga yang mengolah secara langsung di daerah asal aren ini berada.
































