• Jam Operasional: Senin - Kamis (08.00 - 16.00) | Jumat (07.30 - 14.00)
  • img-1
Stasiun Tawang
img-146

Stasiun Tawang

 Para pecinta kereta api pasti sudah pernah ke Stasiun Tawang Semarang, meski hanya lewat dan tidak turun di stasiun ini.

Seperti Lawang Sewu dan Gereja Blenduk, Stasiun Tawang juga bagian dari cagar budaya Kota Semarang yang dijaga keasliannya dan diberi sentuhan modern agar fungsi stasiun dan sejarah berjalan bersamaan.

Stasiun Tawang Semarang dibangun dengan standar estetika Eropa yang berusaha memadukan antara fungsi bangunan dan keindahan alam sekitar

Amatilah bangunan stasiun dari arah luar. Bangunan stasiun yang membentang sepanjang 175 meter tampak serasi dengan kanal yang mengalir di depannya, bukan?

Kita akan bisa melihat kesamaan antara bangunan Stasiun Tawang dan Gereja Blenduk, yaitu adanya kubah berbentuk bulat yang menaungi ruang utama stasiun.

Dilansir dari situs PT KAI, Stasiun Tawang dirancang oleh arsitek Belanda Sloth-Blauwboer pada 1 Juni 1914.

Sedangkan peletakan batu pertama dilakukan oleh Anna Wilhelmina van Lennep, putri kepala NISM (jawatan kereta api Belanda) yang di masa itu beroperasi di Tanah Air.

Lokasi stasiun ini cukup strategis karena berlokasi tidak jauh dari Kota Lama yang saat itu menjadi pusat perdagangan Kota Semarang.

Masalahnya, stasiun ini terletak di area rawa dengan kontur tanah yang labil.

Oleh karena itu, Stasiun Tawang sering dilanda banjir di masa pendudukan Belanda di Semarang.

Sebagai solusinya, pihak jawatan kereta api Belanda memutuskan untuk memisahkan antara stasiun barang dan stasiun penumpang.

Landasan pelat beton juga dibangun untuk mengatasi kondisi tanah yang tidak stabil.


Sumber informasi : .suaramerdeka.com

26



KONTAK KAMI