Pada tanggal 18 Mei 2024, Taman Indonesia Kaya menyajikan malam yang gemilang untuk merayakan Grand Final Denok Kenang 2024 yang penuh semarak. Acara yang ditunggu-tunggu ini menjadi sorotan utama ketika Mohamad Pramanda Salih dan Maria Felicia Slamet Riyono terpilih sebagai pasangan Denok Kenang Kota Semarang untuk tahun ini.
Kedua pasangan ini berhasil menyingkirkan lebih dari 400 peserta melalui serangkaian proses seleksi yang ketat, mulai dari pendaftaran online, audisi, hingga karantina yang menghabiskan tenaga dan pikiran para finalis.
Pramanda, mahasiswa aktif dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di UIN Walisongo Semarang, dan Maria Felicia Slamet Riyono, sosok berprestasi yang juga mahasiswi di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang, menunjukkan semangat mereka untuk menggaungkan sektor pariwisata Kota Semarang hingga mancanegara.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dengan bangga memberikan penghargaan kepada pasangan Denok Kenang 2024 yang terpilih. Mbak Ita, sapaan akrabnya, menyoroti bakat luar biasa dan kualitas yang dimiliki oleh peserta Denok Kenang tahun ini yang sangat cocok untuk mempromosikan pariwisata Kota Semarang.
“Tadi saya melihat banyak yang smart, komunikatif, percaya diri tinggi, ini yang sangat cocok untuk Denok Kenang Kota Semarang. Ini juga yang menjadi modal untuk duta-duta pariwisata Kota Semarang,” ujarnya.
Dengan semakin banyaknya wisatawan yang mengunjungi Kota Semarang, kehadiran Denok Kenang diharapkan dapat menjadi salah satu pilar promosi yang efektif bagi Kota Semarang.
“Kami berharap Denok Kenang akan lebih visioner, memberikan nilai lebih bagi Semarang. Bukan hanya sektor wisata, tapi juga mempromosikan pembangunan, keunikan dan keberagaman masyarakat. Semua tentang Semarang harus ditonjolkan,” imbuh Mbak Ita.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan, antusiasme pendaftar dan audisi Denok Kenang tahun 2024 ini sangat luar biasa.
“Dari proses pendaftaran online itu ada 400 lebih pesertanya. Saat audisi yang hadir 342 peserta, dari audisi hari pertama itu kemudian kita saring lewat audisi kedua menjadi 90 peserta,” paparnya.
Sebanyak 90 peserta terpilih, mengerucut menjadi 30 finalis. Tak berhenti di situ, proses pemilihan Denok Kenang harus melalui beberapa tahap.
“Tidak serta merta kita langsung angkat dan pilih jadi Denok Kenang, tapi kita bekali dulu. Ada pengarahan dan pelatihan, termasuk kita ajak city tour, melihat tempat wisata di Kota Semarang. Sekaligus kita karantina di Desa Wisata Kandri,” imbuhnya.
Proses seleksi yang ketat ini, dari pendaftaran hingga audisi dan karantina, telah menjadi bukti semangat dan kecintaan peserta terhadap Kota Semarang. Dengan perbedaan skor yang tipis di antara peserta, dewan juri butuh waktu yang cukup lama untuk menentukan pemenangnya, menggarisbawahi kualitas dan keterampilan yang luar biasa dari semua peserta.
